Minggu, 27 Oktober 2013

Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan (TMP)

 
Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan

 
Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan atau yang sering disebut TMP, adalah sebuah Program Keahlian Vokasi Diploma 3 (D-III) pada Program Diploma Institut Pertanian Bogor. Program Keahlian (PK) ini merupakan PK berbasis teknologi pertanian yang dibawahi Departemen Agronomi dan Holtikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.
PK ini dibentuk pada tahun 2007 oleh perusahaan perkebunan Malaysia yang bekerja sama dengan Program Diploma Institut Pertanian Bogor, yaitu perusahaan Minamas Plantation yang di koordinatori oleh Dr Suwarto M.Sc.
PK Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan ini mendadak naik daun karena kebutuhan akan Ahlimadya yang bersifat muda dan energik pada bidang Perkebunan Umum. PK ini juga berbasis Pertanian Terpadu (Pertanian, Peternakan dan Perikanan), yang dapat dikolaborasikan dengan perkebunan dan pertanian secara umum.
Daya Tampung untuk Program Keahlian ini sebesar 60 Mahasiswa, dengan 4 jalur masuknya, yaitu:
  1. Jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI),
  2. Jalur Reguler (Tes Tulis),
  3. Jalur Beasiswa Utusan Daerah (BUD),
  4. Jalur Beasiswa Minamas Plantation.
Lapangan Pekerjaan untuk Program ini cukup banyak, diantaranya:
  1. Sebagai pengelola pada bidang pertanian secara umum.
  2. Berwiraswasta pada bidang pertanian.
  3. Sebagai tenaga kerja di lembaga pemerintah/swasta yang bergerak dibidang pertanian.
  4. Pengawas lapang atau asisten kepala afdeling/manager lapangan pada perkebunan besar
    (Swasta, Perkebunan Rakyat/PT. PN), termasuk program PIR.
  5. Pengelola lapangan produksi pada berbagai proyek pengembangan perkebunan rakyat yang dikelola pemerintah.
 
Dengan berbagai kompetisi lulusan, diantaranya:
  1. Mampu merencanakan pengusahaan tanaman perkebunan secara baik.
  2. Mampu mengelola sumberdaya manusia dan produksi pada taraf manjemen tengah.
  3. Mampu mengelola usaha perkebunan denganmenerapkan teknik budidaya yang berwawasan pertanian yang berkelanjutan.
  4. Mampu menentukan lokasi, kebutuhan sarana dan prasarana sesuai dengan jenis tanaman perkebunan berdasarkan skala usaha.
  5. Mampu mengelola sumberdaya produksi secara efisien.
Syarat untuk masuk PK Teknologi dan Manajemen Produksi Perkebunan:
  1. Sehat jasmani dan rohani.
  2. Tidak Buta Warna (Dibuktikan dengan surat keterangan Dokter).
  3. Lulus SMA/MA (IPA) atau SMK (Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan).
  4. Rata-rata raport SMA Smester 1-5 yaitu 7.0 (tujuh koma nol).
 
 
 
Galeri TMP





 
 
 

 





 
         


Sabtu, 19 Oktober 2013

Resimen Mahasiswa (MENWA)

 
        Resimen Mhasiswa, atau yang sering disebut Menwa adalah sebuah kekuatan sipil bersenjata sebagai salah satu bagian dari Barisan Pertahanan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Anggota Menwa sendiri adalah para Mahasiswa terpelajar yang telah mengikuti serangkaian tes dan pembekalan materi ataupun pembekalan fisik tentang militer yang selanjutnya akan melaksanakan Diksar (Pendidikan Dasar) Resimen Mahasiswa.
        Banyak yang salah beranggapan, bahwa Menwa itu adalah Tentara. Menwa sendiri hakikatnya adalah Mahasiswa, yang terlatih dibidang pertahanan dan keamanan. yang selanjutnya berfungsi untuk membantu kekuatan ABRI entah itu TNI ataupun POLRI dalam melaksanakan tugas sehari-hari.
 
SEJARAH
       Pada tanggal 13 Juni sampai dengan 14 September 1959, diadakan Latihan Wajib Militer bagi Mahasiswa di daerah Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh latihan ini siap mempertahankan daerahnya dan bila perlu ikut memanggul senjata dan bertempur di medan pertempuran. Para Mahasiswa itu dilatih di dalam Kodam VI/Siliwangi, dan mempunyai hak untuk mengenakan baju bergambar Siliwangi.
       Selanjutnya pada tanggal 19 Desember 1961, di Daerah Istimewa Yogyakarta, sebuah badan Komando Besar Revolusi Presiden RI Ir. Soekarno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyebut komando ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat, termasuk juga para Mahasiswanya.
 
Isi Trikora:
  1.  Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat,
  2.  Gagalkan Negara Boneka Papua,
  3.  Adakan Mobilisasi Umum.
 
       Sejak Trikora bergema maka, kewaspadaan Nasional semakin dipertinggi dan diperkuat, maka timbullah pemikiran rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi.
        Berdasarkan dua SK Pangdam VI/Siliwangi, maka disetujuilah oleh pihak Universitas untuk membentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan Resimen Serba Guna Kodam VI/Siliwangi (disingkat BPP). Anggota BPP DAM VI/Siliwangi adalah:
  1.  Prof drg R G Surya Sumantri (Rektor Universitas Padjajaran), selaku Koordinator.
  2.  Dr Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB), selaku Wakil Koordinator 1.
  3.  Drs Kusdarminto (PR Unpar), selaku Wakil Koordinator 2.
  4.  Major Moch Sunarman (PUS PSYAD), selaku sekertaris.
 
         Pada bulan Februari 1962 diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan Pasopati. Pada tanggal 20 Mei 1962. Anggota Resimen Mahasiswa Angkatan tahun 1959 dilantik oleh Pangdam VI/Siliwangi menjadi bagian organik dari Kodam VI/Siliwangi.
         Dalam rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk pembentukan kader inti putri. Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih dari RINSIL. Pada tanggal 12 Juni 1964, keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan Dr A H Nasution, Jendral TNI yang mengesahkan Duaja Resimen Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Logo Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Logo Harimau Siliwangi.
Foto Resimen Mahasiswa Mahawarman YON VII-Suryakancana
Kompi A Institut Pertanian Bogor (IPB)